PANGANDARAN JAWA BARAT - Kami wong Cilik Bersama Bupati, Jangan Biarkan Bupati Jeje Wiradinata Sendiran, kurang lebih ungkapan itu yang pantas hari ini di gaungkan, melihat pemberitaan di media sosial yang begitu ramai di jagat maya.
Memang ada adagium yang mengatakan ‘propaganda dilahirkan kaum agama dan yang merawat serta membesarkannya adalah kaum politisi’. Jadi tidak mengherankan jika isu, opini, fitnah & menjelek-jelekan pemerintah begitu diminati bahkan dalam konteks tarung politik praktis.
Pada titik tertentu polarisasi ini dapat disebut sebagai “fanatisme buta”. Dalam konteks media sosial fanatisme terhadap figur dan kelompok tertentu membuat jagat cuit (social network analysis) yang terbentuk terisolasi dari perbincangan natural (echo chamber) bahkan cenderung bernuansa rekayasa (social media engineering).
Hal ini disebabkan orkestrasi isu berupa tagar atau keyword tertentu yang ditrendingkan merupakan suatu yang tidak bergerak secara alamiah di media sosial.
Namun memang ada sebagain masyarakat juga sudah mualai acuh tak acuh menanggapinya, karena hal tersebut merupakan berita musiman yang hampir di setiap perhelatan demokrasi akan di mulai atau biasa di sebut tahun politik, baru ramai memperbincangkan kesalahan-kesalahan pemerintah seolah hal tersebut menarik di jadikan komoditi politik untuk kepentingan poltik pribadinya Semata, " kata Rohimat Resdiana, Minggu (26/11/2023).
Baca juga:
Tony Rosyid: Semua Sepakat Pemilu 2024
|
Disampaikannya bahwa, Demokrasi itu seharusnya semakin cerdas dan maju, sekarang masyarakat lebih senang mendengarkan ide, gagasan serta visi dari para calon pemimpin dibanding mendengarkan fitnah, atau menjelek-jelekan lawan politik untuk meraih simpati rakyat seolah para calon pimimpin sudah kehabisan akal dan bahkan tidak memiliki karya yang dapat di jual untuk meraih simpati dan menyakinkan masyarakat untuk memilihnya.
Pemilu 2024 bertajuk "Pemilu Riang Gembira", maka mari kita sampaikan hal-hal yang baik-baik serta mempertontonkan pertujukan yang baik bagi masyarakat, jangan buat mereka resah dan gelisah menatap masa depannya, sampaikan harapan-harapan bahwa kedepan akan semakin baik dan semakin maju.
Bahkan justru hanya melalui Pemilu kita dapat mengganti pemimpin-pemimpin dan wakil-wakil rakyat yang tidak baik dengan diganti oleh yang lebih baik, yang disahkan oleh konstitusi kita, " kata Rohimat..
Rohimat melanjutkan, sementara di tengah keterbatasan anggaran yang disebabkan oleh covid-19, Penilaian publik terhadap kinerja Bupati Pangandaran menunjukkan trend positif, karena sebagian besar masyarakat Kabupaten Pangandaran sangat menikmati hasil kerja-kerja Bupati selama ini, diantaranya infrastruktur yang sangat baik, sampai kepelosok desa bahkan ke pegunungan jalan sudah mulus memudahkan akses masyarakat ke tempat pendidikan, kesehatan dan tempat mencari nafkah sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat.
Baca juga:
Ilham Bintang: Ya Ampun, Presiden
|
Bukan hanya itu, masyarakat juga terbantu dengan program pendidikan geratis dan kesehatan geratis di Kabupaten Pangandaran dan masih banyak lagi program-program pemerintah daerah kabupaten pangandaran yang banyak mendapat berbagai penghargaan skala nasional.
Semua itu mumbuktikan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran dibawah kendali Bupati dan Wakil Bupati bekerja secara maksimal dan optimal sehingga harus kita apresiasi bersama-sama, " katanya.
Tambah Rohimat, jadi jika kita menilik keberhasilan-keberhasilan yang ditorehkan oleh Bupati Pangandaran Bapak H. Jeje Wiradinata, maka sudah sepatutnya kita terus bersama dan mengawal Bupati sampai akhir masa jabatannya.
Tenang Pa Bupati tenang, wong cilik masih tetap bersamamu, " ujarnya. (Tim)