PANGANDARAN - Tuerkayana celeste jenis hewan yang bisa hidup di dua alam ini ( hewan amfibi ) merupakan kepiting langka di dunia, bahkan di sebagian negara sudah hampir punah sehingga dilindungi. Jenis kepiting ini ternyata ada di Indonesia kota wisata Pangandaran, habitatnya ada di kawasan hutan mangrove Muara Cipangbokongan Wisata Karangnini, pantai Karapyak dan muara sungai sepanjang pantai Batukaras, Madasari dan Legok Jawa. Hewan amfibi ini dikenal sebagai kepiting biru dan berada di Pulau Natal (Chistmas ) adalah spesies kepiting dalam keluarga Gecarcinidae. Spesies kepiting ini ditemukan di dekat air tawar di Pulau Christmas Australia ( Dilansir dari Wikipedia ). Hewan yang bernilai jutaan ini sekarang ada di Saung Keuyeup ( Basecamp Komunitas Kepiting langka ) dan menjadi perhatian Aris dan Arif warga Dusun Bojong Malang Desa Karangbenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran.
Berdasarkan informasi dari seorang yang peduli lingkungan dan pecinta binatang jenis kepiting langka ini, sehingga Media Publik Jabar melakukan kunjungan dan wawancara langsung dengan Aris dan Arif terkait kepiting Tuerkayana celeste, Rabu ( 1/11/2023)
Sudah hampir tiga tahun Aris dan Arif menggeluti perilaku mengamati jenis spesies kepiting Tuerkayana celeste ini. Menurut pengakuan mereka, berdasarkan penelusuran di internet, kepiting tersebut, yang ada di pulau Natal (Christmas), kepiting jenis tersebut dinyatakan hampir punah sehingga dilindungi.
Sambil melihat akuarium yang berisi Kepiting, Aris menjelaskan dan menunjukannya kepada Media Publik Jabar, " Jenis kepiting ini bersasal dari spesies Tuerkayana celeste Gecarcinidae sudah dinyatakan hampir punah dan dilindungi " kata Aris.
" Sudah hampir tiga tahun saya dan Arif melakukan penelitian mandiri, Saung Keuyeup ini merupakan basecamp tempat kami bekerja " ungkap dia.
" Kepedulian kami pada hewan amfibi ini, berawal dari bentuknya yang unik dengan warna biru sangat indah dipandang, sehingga kami termotivasi karena di sebagian negara di dunia hewan ini tidak ada, dan di pulau Natal ( Chirstmas) Australia pun hewan ini hanya tinggal sedikit sehingga dilindungi " tutur Aris.
Arif pun menambahkan penjelasan Aris, " Betul apa yang dikatakan Aris, kepiting jenis ini sudah menjadi hewan langka dan buruan para pencari kepiting di Pangandaran, hal ini terjadi karena ada bandar yang menampung dan mau membeli dengan harga mahal, tarif perekor bisa mencapai puluhan juta tergantung ukurannya " tambah Arif..
Baca juga:
Satpol PP Padang Amankan 5 Pemandu Karaoke
|
" Bahkan ada orang yang mengaku bekerja di LIPI yang selalu minta sample dari berbagai kepiting, bahkan pernah minta data jenis - jenis kepiting yang berada di Saung Keuyeup, tetapi dia lebih tetarik pada jenis kepiting lainnya" tambah Arif
Arif pun menambahkan " Dengan Harga yang menggoda dan fantastis, serta situasi ekonomi yang sulit seperti sekarang ini, kami menghawatirkan ada penangkapan yang masif sehingga akan menimbulkan kepunahan, kondisi ini membuat kami khawatir dan bermaksud membudidayakannya" kata Arif
" Kami berharap pihak pemerintah atau dinas instansi terkait bisa memberikan suport kepada kami, baik itu berupa pelatihan atau yang lainnya sehingga dapat menambah wawasan kami terkait jenis Kepiting ini dan bagaimana cara Budi daya serta pengembangbiakannya. Kami berharap keberadaan Saung Keuyeup bisa ikut berkontribusi serta menyelematkan Aset berharga ini. Pangandaran Sebagai Kabupaten yang punya Visi dan Misi menjadi Kabupaten Pariwisata yang mendunia, dengan adanya sepesies kepiting ini bisa menjadi daya tarik wisata edukasi serta meningkatkan kesadaran masyarakat betapa pentingnya perlindungan bagi satwa langka untuk anak cucu kita kelak, tetapi juga bisa meningkatan pendapatan masyarakat dan PAD untuk Kabupaten Pangandran, baik dari pajak penjualan langsung ke pengepul atau sebagai daya tarik wisata melengkapi koleksi di akuarium internasional Pangandaran" Tutur Arif.
Sementara Kepala Resort Balai Konservasi Sumber Daya Alam Pangandaran (BKSDA) Kusnadi, SP Menjelaskan kepada Publik Jabar, " Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Seksi BKSDA wilayah Priangan Timur di Tasik, Kepiting jenis itu di Indonesia belum masuk pada katagori hewan dilindungi, sehingga terkait perijinan Budi daya apalagi penjualan bukan kewenangan kami "
Terang Kusnadi.
" Kami sangat mengapresiasi kepada pihak Saung Keuyeup yang telah peduli dengan biota laut langka ini, yang sudah dinyatakan hampir punah dan dilindungi di negara lain. Kami merasa terbantu dalam melaksanakan tugas, kami akan terus berkordinasi dengan pihak internal ataupun eksternal Dinas Kelautan dan Perikanan Pangandaran Bagian Budi Daya, kami berharap semua yang diharapkan komunitas Saung Keuyeup bisa terlaksana dan sukses " pungkas kusnadi
Banyak potensi dan asset Kabupaten Pangandaran yang bisa meningkatkan PAD sekaligus pendapatan bagi masyarakat, ini perlu sinergitas dari semua unsur, keinginan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan spesies kepiting langka ini tentunya harus bisa terakomodir dan menjadi contoh. Pemerintah harus pandai memilih skala prioritas dalam menentukan aspirasi masyarakat. ( MISG )