PANGANDARAN JAWA BARAT - Rapat Tahunan Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) STITNU Al Farabi Pangandaran digelar pada Sabtu, (01/04/2023).
Saat ini, calon ketua komisariat PMII melakukan konsolidasi keberbagai elemen.
Salah satunya adalah sahabat Najmul Umam, dari Fakultas Tarbiyah (MPI) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahdlatul Ulama Al Farabi Pangandaran (STITNU).
Ia adalah salah satu kandidat terbaik calon ketua komisariat PMII STITNU nomor urut 01, pada ajang RTK ini.
Sahabat Najmul adalah santri Pondok Pesantren Almasturiyah di langkaplancar, Kabupaten Pangandaran.
Jejak pengalaman organisasinya dimulai saat duduk dibangku perkuliahan, Ketua Himpunan Mahasiswa (HIMA) MPI STITNU, Mentri Pendidikan BEM STITNU, Wakil Sekretaris Bidang Kaderisasi Komisariat STITNU masa khidmat 2021-2022 dan Wakil ketua umum PP KMP Kabupaten Pangandaran.
"beliau itu sangat luar biasa sejak santri hingga mahasiswa, pengalaman organisasinya memang hebat dan keren, " terang Ujang Sirojul Fauzi Presiden Mahasiswa STITNU saat di wawancarai via media pada, Jumat (31/03/2023).
Pada momentum RTK Ke VI PMII STITNU, setelah tafakur meminta petunjuk kiyai, Senior-senior, Demisioner dan ketua komsariat, memberanikan mencalonkan diri menjadi calon ketua PMII Komisariat STITNU Al Farabi Pangandaran.
Visinya "Membangun Gerakan Multi Bidang Berbasis Heterogenitas Skill".
"Gerakan multi bidang artinya kader PMII harus visioner baik tentang gagasan dan penyelarasan konsep kaderisasi baik itu kaderisasi formal, nonformal dan informal "ucap Najmul saat diwawancarai via telepon pada Jumat (31/03/2023).
"bicara soal heterogenitas skill, PMII STITNU perlu adanya refleksi jauh bahwasanya PMII sebagai pusat intelektual. Sayangnya saat ini belum adanya karya pasti yang dapat diunggulkan dari kader, sehingga untuk satu tahun kedepan berbagai macam disiplin ilmu atau keprofesian perlu ditingkatkan lebih dalam agar bisa berdaya gerak, berdaya guna dan berdaya saing, " Lanjutnya, kader kelahiran langkaplancar ini menyampaikan tiga misi.
Pertama, Progresifitas kaderisasi berbasis Intelektual dengan pendampingan kontinuitas. Maka perlu menggali potensi kader guna mewujudkan paradigma kritis transformatif berbasis karya.
Kedua, Gerakan masif sebagai garda terdepan mengawal aspirasi. Berdasar pada PMII sebagai organisasi terbesar di kabupaten pangandaran maka peran aktif dalam membangun masyarakat kota berbasis ilmu pengetahuan dan Gerakan sosial sangatlah penting.
Ketiga, Taqwa sebagai identitas persuasif dan kolektif. Dengan membumisasikan nilai-nilai Aswaja baik dilingkungan internal atau eksternal organisasi, Bersama kyai, ulama dan pesantren-pesantren Nahdliyin di Kabupaten Pangandaran.***