JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah meluncurkan peta mudik aman bencana. Itu dapat membantu masyarakat untuk mengidentifikasi potensi bahaya selama melakukan mudik lebaran dengan perjalanan darat.
Dalam keterangan yang diterima InfoPublik, Rabu (12/4/2023), Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyatakan, peta mudik aman bencana ini menyajikan informasi tingkat bahaya banjir, cuaca ekstrem dan tanah longsor pada jalur atau wilayah yang dilalui oleh para pemudik jalur darat.
Di samping itu, warga mengetahuai informasi frekuensi kejadian bencana yang pernah terjadi di wilayah teridentifikasi.
Melalui peta ini, BNPB mengharapkan para pemudik lebih siap dalam merencanakan perjalanan pulang kampung dengan aman.
Peta yang disajikan menggunakan data dari inaRISK, sedangkan data kejadian bencana bersumber dari Bidang Pusat Data dan Sistem informasi BNPB.
Penyajian peta bahaya menggunakan skala 1 : 250.000 dan informasi kejadian bencana yang ditampilkan merupakan agregat pada tiap kabupaten atau kota sehingga diperlukan kebijaksanaan dalam membaca informasi yang tersedia.
Masyarakat dapat mengakses peta mudik aman bencana melalui tautanhttps://gis.bnpb.go.id/.
Informasi yang teridentifikasi pada peta digital tersebut mencakup wilayah Pulau Sumatra, Jawa dan Bali.
Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto telah menyampaikan upaya strategis pada Rapat Koordinasi Persiapan Menghadapi Idul Fitri 1444 H dan Antisipasinya.
Selain dengan peta mudik aman bencana ini, BNPB bersiaga dalam menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi basah, seperti banjir, tanah longsor dan cuaca ekstrem.
Baca juga:
PPKM Diperpanjang Hingga 17 Januari 2022
|
Sedangkan bahaya hidrometeorologi kering, seperti kebakaran hutan dan lahan (karhutla), pihaknya menyiagakan personel dan peralatan, termasuk helikopter.
BNPB telah menyiapkan total 46 helikopter untuk penanganan karhutla pada 6 provinsi prioritas, yaitu Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Teknologi modifikasi cuaca (TMC) pun disiapkan untuk upaya pencegahan karhutla.
Menghadapi fenomena mudik jelang lebaran, BNPB juga bekerja sama dengan kementerian/lembaga terkait, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI dan Polri untuk pemantauan lapangan pada titik-titik yang akan menjadi penumpukan pemudik.
“Kemudian bekerja sama dengan BPBD, kementerian, lembaga, Pemda, untuk memantau penyelengaraan mudik pada titik-titik yang akan menjadi penumpukan pemudik, ” kata Suharyanto.
BNPB berharap dengan langkah-langkah tersebut, para pemudik bisa bertemu dengan keluarga di kampung halaman dengan aman dan nyaman.
Foto: dok. BNPB