PANGANDARAN JAWA BARAT - Acara Peresmian Jambore Disaster dihadiri oleh Wakil Bupati Pangandaran H Ujang Endin Indrawan, Kepala BPBD Kustiman, KadinsosPMD Wawan Kustaman, para Danramil dan Kapolsek beserta Jajaran, Para Camat Lingkup Pemkab Pangandaran, Basarnas TNI AL dan TNI AU, Polairud.Polres ciamis, Kepala Desa Batukaras, Ormas FKPPI, Ormas PP, Juga Pramuka dan Poltek Pangandaran, serta organisasi kemasyarakatan lainnya.
Dengan memiliki potensi resiko bencana alam yang tinggi, kabupaten Pangandaran perlu meningkatkan kemampuan SDM tangguh dan profesional, sehingga dalam penanggulangan bencana' kita bisa memberikan bantuan di saat dibutuhkan, Selain itu kita harus mampu membantu dan membangun sesuai dengan harapan masyarakat, " kata Wakil Bupati Pangaandaran H. Ujang Endin Indrawan, dalam sambutannya, bertempat di Lapang Batukaras Gunung Tumpeng. (24/01/2022)
Dikatakannya bahwa, letak geografis Kabupaten Pangandaravn memiliki Potensi kekayaan alam yang lengkap, di antaranya memiliki obyek wisata Pantai dan obyek wisata alam termasuk obyek wisata sungai yang bisa dimanfaatkan. Semua aktivitas parawisata ini bisa untuk meningkatkan pendapatan pelaku wisata, juga masyarakat lainnya sesuai dengan keahliannya masing-masing.
Disisi lain, kekayaan alam kita itupun berpotensi terjadinya bencana alam yang tidak kita harapkan, seperti terjadinya tsunami tahun 2006' dengan telah mengorbankan lebih dari 600 orang, mengorbankan harta benda dan bangunan pemerintah.Bahkan kerap terjadi bencana tanah longsor dan banjir.
Jadi, tambah Wabup' dengan memiliki potensi resiko bencana alam yang tinggi ini, kita perlu meningkatkan kemampuan SDM tangguh dan profesional, sehingga dalam penanggulangan bencana, kita bisa melakukan dan memberikan bantuan di saat dibutuhkan, Selain itu kita harus mampu membantu dan membangun sesuai dengan harapan masyarakat, " tandasnya.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Barat Dr. Dani Ramdani, M.T. mengatakan, seyogyanya dalam penanggulangan bencana alam dilapangan, pembinaan perlu dilakukan secara rutin, akan tetapi selama 2 tahun itu tersendat, ya karena akibat pandemi Covid-19. pembinaan itu tidak akan cukup apabila dilaksanakannya hanya dengan daring, " kata Dani.
Sekarang, Kabupaten Pangandaran masuk di level 1, jadi kita sudah bisa melakukan pelatihan 700 orang relawan lapangan, akan tetapi dalam pelaksanaanya tetap menerapkan protokol kesehatan.
Nantinya, hasil teori bisa diterapkan langsung sambil menguji kompetensi terhadap relawan itu sendiri, ya karena Pangandaran memiliki obyek wisata yang sangat rawan bencana, maka dalam mitigasi perlu dilakukan pencegahan.
"Dalam melakukan evakuasi bencana bukan hanya bisa dilakukan oleh pihak Pemerintah dan BPBD saja, akan tetapi harus dibangun kepercayaan agar kemampuan relawan dari masyarakat itupun handal hingga profesional, terlebih Pangandaran sebagai daerah wisata, kepercayaan ini bisa meningkatkan kunjungan wisatawan."
Dengan adanya relawan terdidik dan profesional dengan ditunjang sarana prasarana yang mumpuni, kami yakin dampak dari bencana itu sendiri bisa dimimalisir.
Pangandaran termasuk rendah masih di level 11 dibandingkan dengan daerah lainnya."Akan tetapi masih memiliki resiko tinggi yaitu 1, 4 poin saja, index resikonya turun bilamana sosial ekonomi masyarakat nya tinggi, maka kerentananpun akan turun, kapasitas eselon dua sudah memadai dan perlu dibentuknya relawan sampai tingkat kecamatan dan tingkat desa, itu nantinya index kerawanan akan turun."Kalau sudah tersusun dengan baik, insyaallah musibah di berbagai sektor pasti akan turun ke level bawah, " pungkasnya. ( Anton AS)