Ketua DPC PDIP: Tembang Pupuh yang Sering Kita Nyanyikan Saat Kecil Sekarang Dirasakan Semakin Pudar Malah Hampir Hilang

    Ketua DPC PDIP: Tembang Pupuh yang Sering Kita Nyanyikan Saat Kecil Sekarang Dirasakan Semakin Pudar Malah Hampir Hilang

    PANGANDARAN JAWA BARAT - Lagu-Lagu Tembang Pupuh sunda yang sering kita nyanyikan saat kecil dulu, kenyataan kini dirasakan semakin pudar malah hampir hilang, “Kata Ketua DPC PDI Perjuangan Pangandaran H Jeje Wiradinata dalam Pidato sambutannya di acara Kegiatan Lomba pasang giri tembang Pupuh Sunda pada kegiatan Bulan Bung Karno, bertempat di pendopo Mustikasari Desa Cintaratu Kecamatan Parigi kabupate pangandaran, Kamis (21/07/2022).

    Disampaikannya bahwa, kegiatan Lomba Pupuh sunda ini merupakan rangkaian kegiatan Bulan Bung Karno, yang mana sudah dimulai sejak beberapa hari lalu. 

    Pasangiri Pupuh Sunda ini mempunyai keterkaitan dengan sejarah Indonesia yang tentunya ini merupakan implementasi dari kepribadian berkebudayaan salah satu isi Tri Sakti Bung Karno.

    PDI Perjuangan ini kan sebagai pewaris konsep pemikiran Bung Karno tentang Indonessia Raya...nah, dalam Tri Sakti Bung Karno itu kan ada empat konsep yang paling mendasar dan strategis diantaranya:, berdikari dan berdaulat di bidang politik, berdikari secara ekonomi serta berkepribadian dan berkebudayaan.

    Selanjutnya, sebagai pewaris "apa yang bisa kita kerjakan dalam Bulan Bung Karno ini, apa yang bisa pada apa yang sudah ada tapi cenderung ditinggalkan"...ya, salahsatunya lagu-lagu pupuh Sunda. Ini kan merupakan Trisakti yang ketiga "berkepribadian dan berkebudayaan, “ ucapnya.

    Lanjut Jeje, karakter dan jatidiri bangsa itu kan diukur dengan berapa besar bangsa ini menjungjung tinggi budayanya...ya, salahsatunya dengan tetap melestarikan lagu-lagu buhun berupa pupuh kinanti, pupuh asmarandana dan pupuh-pupuh lainya yang sering dinyanyikan saat kita kecil dulu.

    Sedangkan, kami mengetahuinya bahwa, pada pupuh-pupuh tersebut, sarat sekali makna dan nilai-nilai budaya luhur yang memberikan edukasi melalui permainan, tatarucingan, tebak-tebakan dan lain sebagainya, " ujarnya.

    Menurut Jeje, dalam budaya sunda,  ada 17 Jenis Pupuh yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu : 1.Sekar Ageung dan 2. Sekar Alit.

    1. Dalam Sekar Ageung.Terdapat 4 jenis  kelompok yang ditembangkeun menggunakan beberapa macam lagu, adapun  jenisnya : 1. Pupuh Sinom. 2.Pupuh Kinanti. 3. Pupuh Asmarandana. 4. Pupuh Dangdanggula. 

    2. Dalam Sekar Alit Terdiri dari 13 jenis yang ditembangkan dengan bermacam lagu. Adapun jenisnya: 1. Pupuh Maskumambang. 2. Pupuh Pucung. 3. Pupuh Wirangrong. 4. Pupuh Ladrang. 5. Pupuh Balakbak. 6. Pupuh Magatru. 7. Pupuh Jurudemung. 8. Pupuh Lambang. 9. Pupuh Gurisa. 10. Pupuh Gambuh. 11. Pupuh Pangkur. 12. Pupuh Mijil. 13. Pupuh Durma. 

    1. Pupuh Kinanti.  Dalam Pupuh Kinanti itu menggambarkan rasa kanyaah (rasa sayang), menunggu, atau khawatir. Contoh lagunya : Budak leutik bisa ngapung - Babaku ngapungna peuting - Nguriling kakalayangan - Neangan nu amis-amis - Sarupaning bungbuahan - Naon bae nu kapanggih.

    2. Pupuh Pucung. Dalam Pupuh Pucung itu memiliki watak perasaan marah atau kesal dengan diri sendiri Contoh : Estu untung nu bisa mupunjung indung - jeung nyenangkeun bapa - tanda yen bagjana gede - hirup mulus kaseundeuhan ku berekah - Lutung buntung luncat kana tunggul gintung - Monyet loreng leupas luncat kana pager dengdek - Bajing kuning jaralang belang buntutna

    3. Pupuh Asmarandana. Dalam Pupuh Asmarandana itu memilik watek tentang peraaan sayang, cinta atau asmara yang ditunjukan kepada pasangan, kekasih keluarga atau sahabat. Contoh : Eling-eling mangka eling - rumingkang di bumi alam - Darma wawayangan bae - Raga taya pangawasa - lamun kasasar lampah - nafsu nu matak kaduhung - badan anu katempuhan.

    Begitu juga dengan tembang-tembang Pupuh lainnya yang sering kita nyanyikan saat kecil dulu, kenyataan kini dirasakan semakin pudar malah hampir hilang, “Ujarnya.

    Tambah Jeje, lomba Pasanggiri Tembang Pupuh Sunda ini diikuti oleh 180 peserta dari tingkat Sekolah Dasar, 50 peserta dari tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 5 kelompok tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), dan untuk tingkat SD, SLTP dan SLTA akan diambil 10 besar terbaik dan akan dilombakan untuk dicari 4 terbaik. 

    Ada 4 kegiatan Dalam Bulan Bung Karno ini diantaranya: 1. Lomba membuat Urab, yang merupakan makanan khas dan tradisonal, 2. Pasanggiri Pupuh, 3. Lomba Sholawat dan ke 4. Lomba sepeda sehat yang akan dilaksanakan pada hari minggu tanggal 31 juli 2023.“Lomba salawat yang diikuti oleh 55 grup ini sekarang dalam babak penyisihan, dengan cara seluruh peserta mengirimkan format video yang nantinya akan dinilai oleh juri, “Katanya. * (Anton AS)

    pangandaran jawa barat
    Anton atong sugandhi

    Anton atong sugandhi

    Artikel Sebelumnya

    Dukung Terus Kemajuan UMKM, Bupati Pangandaran...

    Artikel Berikutnya

    Kapolres Pangandaran AKBP Hidayat Akan Menindak...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    POLDA JABAR BERHASIL UNGKAP KASUS BAHAN POKOK PENTING (BAPOKTING)
    Hendri Kampai: Kabinet Merah Putih, Kembali Jadi Indonesia
    Hendri Kampai: Penutur Terbanyak, Bahasa Jawa dan Sunda Layak Jadi Bahasa Nasional
    Hendri Kampai: Dari Lab ke Pasar, Mengapa Hasil Riset Kampus Kita Mengendap di Rak?

    Ikuti Kami